Jika sebuah paket harus di arahkan (routed), maka router akan
memeriksa tabel routing untuk memperoleh informasi jalur yang tepat. Setiap
entri pada tabel routing setidaknya terdiri dari 2 item sebagai berikut :
·
Destination address, adalah address sebuah network
yang dapat dijangkau oleh router. Router dapat memiliki satu atau lebih jalur
(rute) untuk menuju network yang sama, atau sekelompok subnet dengan panjang
subnet bervariasi yang disatukan dibawah address network dengan nomor major
yang sama.
·
Pointer to the destination, penunjuk yang mengindikasikan
bahwa network tujuan (Destination Address) terhubung langsung dengan router,
atau mengindikasikan address router lain yang terhubung pada network tujuan,
router yang berada pada satu hop lebih dekat pada destination disebut sebagai
router next-hop.
Router akan mencocokkan dengan address yang paling spesifik
dalam tabel routing. Urutan kespesifikan suatu entri dalam tabel routing dapat
berupa:
·
Host
address (a host route)
·
Subnet
·
Group
of subnets (a summary route)
·
Major
network number
·
Group
of major network numbers (a supernet)
·
Default
address
Jika address tujuan dari paket tidak ada yang cocok dengan
salah satu entri pada tabel routing, maka paket akan di buang (drop) dan
kemudian sebuah pesan Destination Unreachable ICMP akan dikirimkan pada address
source.
Jika router Carroll menerima paket dengan
address pengirim 10.1.1.97 dan address tujuan 10.1.7.35, maka pencarian pada tabel routing menentukan bahwa entri yang
paling cocok untuk address tujuan adalah subnet 10.1.7.0, yang dapat dicapai melalui address next-hop 10.1.2.2 (router
Dahl) pada interface S0. Paket kemudian dikirimkan pada router Dahl, yang
kemudian juga melakukan pencarian pada tabel routing nya dan menemukan bahwa
network 10.1.7.0 dapat dicapai
melalui address next-hop 10.1.4.2 (router Lewis) pada interface S1. Proses berlanjut
terus sampai paket mencapai router Baum. Router Baum ini menerima paket dan
kemudian melakukan pencarian pada tabel routing dan menemukan bahwa address
tujuan paket adalah salah satu subnet yang terhubung langsung dengannya pada
interface E0. Proses Routing telah komplit dan paket dapat diserahkan pada host 10.1.7.35 pada link Ethernet.
Proses routing, seperti yang dijelaskan diatas, mengasumsikan bahwa router dapat mencocokkan address-address next-hop dengan interface yang dimilikinya. Misalnya, router Dahl harus tahu bahwa address 10.1.4.2 (router Lewis) dapat dicapai melalui interface S1. Dahl akan mengetahui dari IP address dan subnet mask yang diberikan pada interface S1 bahwa interface tersebut terhubung langsung dengan subnet 10.1.4.0. Kemudian router tahu bahwa 10.1.4.2 (router Lewis) adalah anggota pada subnet yang sama, seharusnya juga terhubung langsung pada data link yang sama.
Perhatikan bahwa setiap router harus mempunya informasi yang konsisten dan akurat agar pertukaran paket dapat terjadi dengan benar. Misalnya, pada contoh diatas, sebuah entri untuk network 10.1.1.0 tidak berada dalam tabel routing Dahl. Paket dari 10.1.1.97 menuju 10.1.7.35 dapat disampaikan tanpa ada problem, tetapi ketika paket balasan dikirimkan dari 10.1.7.35 ke 10.1.1.97 maka paket akan diserahkan dari Baum kepada Lewis kepada Dahl. Kemudian Dahl melakukan pencarian pada tabel routing dan tidak menemukan entry yang cocok untuk subnet 10.1.1.0, jadi paket akan di drop dan kemudian pesan ICMP Destination Unreachable dikirimkan ke 10.1.7.35.
Lewis#sh
ip route
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 7 subnets
S 10.1.3.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.2.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.1.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.6.2
C 10.1.6.0 is directly connected, Serial1/1
C 10.1.5.0 is directly connected, Loopback5
C 10.1.4.0 is directly connected, Serial1/0
Lewis#
Codes: C – connected, S – static, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i – IS-IS, su – IS-IS summary, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2
ia – IS-IS inter area, * – candidate default, U – per-user static route
o – ODR, P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 7 subnets
S 10.1.3.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.2.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.1.0 [1/0] via 10.1.4.1
S 10.1.7.0 [1/0] via 10.1.6.2
C 10.1.6.0 is directly connected, Serial1/1
C 10.1.5.0 is directly connected, Loopback5
C 10.1.4.0 is directly connected, Serial1/0
Lewis#
Hal-hal penting pada tabel bagian atas menjelaskan setiap
huruf yang berada pada bagian kiri tabel. Huruf-huruf ini mengindikasikan
bagaimana sebuah entri didapatkan; misalnya, semua entri routing yang diberikan
label dengan huruf C mengindikasikan
network “directly connected” atau huruf S yang mengindikasikan “static
entry“. Pernyataan “Gateway of last resort is not set” mengindikasikan status
default route.
Diatas tabel terdapat statement yang menunjukkan bahwa tabel routing mengetahui 7 subnet dari address major network 10.0.0.0, di subnet dengan mask 24-bit. Untuk setiap entri subnet tujuan akan ditampilkan; untuk entri yang tidak terhubung langsung, akan ditampilkan address dari router next-hop dimana paket akan diforward. Tanda kurung siku mengindikasikan [administrative distance/metric] untuk jalur/rute tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar